Asal muasal Batu Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu yang menjadi hal penting ketika umat Islam sedang melakukan perjalanan Haji. Dimana, moment yang berhubungan dengan batu ini biasa disebut dengan tawaf, dimulai dan diakhiri saat para umat yang sedang berhaji menatap dan mencium batu ini.

Perjalanan haji tersebut sudah dilakukan mulai bertahun-tahun oleh umat manusia termasuk Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.

Asal muasal batu Hajar Aswad

“Hajar aswad diturunkan dari surga, warnanya lebih putih dari susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam,”sabda RasulullahSAW (Jami’al-Tirmidzi al-Hajj).

Pada masa nabi Ibrahim, ka’bah masih terlihat banyak kekurangan, termasuk tidak berpintu. Pada suatu masa, nabi Ibrahim dan putranya nabi Ismail memperbaikinya menggunakan batu-batu yang dikumpulkan dari perbukitan sekitar. Hingga pada akhirnya, ka’bah selesai di renovasi dengan baik.

Namun meskipun pembangunan ka’bah sudah diselesaikan, perasaan nabi Ibrahim merasakan masih ada yang kurang. Menurut beliau yang disampaikan kepada putranya, beliau butuh satu batu lagi yang bisa dijadikan sinyal penting bagi seluruh umat. Mendengar ucapan sang ayah, maka Ismail bergegas menyusuri bukit demi bukit untuk mencarikan batu yang sesuai dengan isyarat ayahnya.

Hingga suatu ketika, malaikat Jibril diutus Alloh untuk mendatangi Ismail dengan membawakannya batu yang dikehendaki oleh Ibrahim. Maka malaikat Jibril memberikan sebongkah batu yang indah dan berwarna putih bersih kepada Ismail. Selanjutnya Ismail menuju pulang ke Ayahnya  yang akhirnya disambut bahagia oleh nabi Ibrahim. Beliau menatap batu tersebut, mengusap dan menciumnya…

Dan pada akhirnya, batu Hajar Aswad tersebut di letakkan di timur ka’bah oleh nabi Ibrahim. Yang selanjutnya nabi Ibrahim menerima wahyu dari Alloh agar nabi Ibrahim menyampaikan kepada seluruh umat sedunia untuk berziarah ke negeri Arabia.

Sesuatu yang pernah dialami Hajar Aswad

• 1859-1820 SM: Nabi Ibrahim a.s meletakan Hajar Aswad di Ka’bah ketika membangun Ka’bah
• 400 M: Amr bin Harits bin Madhah al-Jurhum memasukkan ke dalam sumur Zam-Zam. Ditahun yang sama, Qushay bin Kilab (kakek keliam Rasulullah SAW) meletakan kembali Hajar Aswad ke Ka’bah.
• 606 M: Banjir merusak Ka’bah
• 180 H: Abdullah bin Zubair memasang lingkaran pita perak disekeliling Hajar Aswad
• 7 dzulhijjah 317 H: Abu tahir Al-Qurmuthi menvopot Hajar Aswad
• 10 Dzulhijjah 339 H: : Hajar Aswad dikembalilkan ketempat asalnya
• 363 H: seorang laki-laki dari bani Fatimiyyah memecahkan Hajar Aswad
• 990 h: seorang laki-laki asing memukul Hajar Aswad
• 1268 H: Sultan Abdul Majid mengganti lingkaran emas Hajar aswad menjadi lingkaran perak.
• Muharram 1351 H: Seorang laki-laki asal Afganistan mencungkil pecahan Hajar Aswad dan mencuri potongan kain Kiswah Ka’bah.
• 28 Rabiul Akhir 1351 H: Raja Abdul Aziz bin Abdur Rahman as-saud merekatkan kembali Hajar Aswad yang telah pecah dan memberinya lingkaran perak disekelilingnya.

Wallahu A’lam

Sumber: munirimani, portalsejarah & beberapa sumber lainnya.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.