Gara-gara TDL naik, rasanya seperti kesetrum setiap sa’at

Artikel kali ini merupakan unek-unek saya pribadi, sahabat dan saudara sekitar. Tentunya sesama rakyat juga, yaitu seputar diberlakukannya pencabutan subsidi listrik dan kenaikan TDL

1. Mulai 01 Mei 2017, tarif dasar listrik (TDL) golongan 900 VA kembali naik Rp 329 per kWH. Mengenai kenaikan TDL ini, sudah sesuai dengan Permen ESDM 28/2016 tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan PLN.

2. Dalam hal ini, masyarakat yang menggunakan listrik 900 VA subsidi tarifnya akan disesuaikan dengan harga keekonomian. Saat ini, TLD 900 VA non-subsidi Rp 1.467,28 per kWH. Tarif ini akan kembali naik pada bulan Juli 2017 dan disesuaikan dengan tarif golongan 1.300 VA.

3. Menurut Kepala Pusat Kementerian ESDM Sujatmiko menyebutkan bahwa sejak penyesuaian tarif pada Januari lalu, memang ada pengaduan dari masyarakat. Namun, jumlahnya hanya 27.300 pelanggan atau kurang dari 0,1 persen dari 18,7 juta pelanggan yang subsidinya dicabut.
“Tidak ada catatan khusus dari tahap sebelumnya. Kami harap bisa berjalan seperti Januari dan Maret,” tegasnya.

4. Dari aduan itu, 13 ribu diantara masuk dalam data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berarti akan mendapatkan subsidi listrik.

5. Sujatmiko juga mengingatkan, jika memang masyarakat merasa keberatan, mereka bisa langsung melapor ke pos pengaduan. Namun, hal ini hanya berlaku untuk masyarakat miskin dan tidak mampu.

Tanggapan…

1. Sebagai warga negara yang baik, mematuhi peraturan memang wajib hukumya, namun kebijakan peraturan itu apakah benar-benar sudah melewati persetujuan rakyat? Sebagian rakyat Indonesia sudah banyak yang lemah secara ekonominya. Jika sekarang terlihat sudah mampu membeli motor dan ponsel, hal itu dikarenakan dari maraknya fasilitas kredit dan kemudahannya.

2. Sebenarnya sudah dari awal proses pencabutan subsidi beberapa waktu lalu, rakyat sudah merasakan dampaknya. Namun karena yang merasakan rakyat kecil, maka tidak terlihat jelas dampak dari pencabutan subsidi tersebut. Dampak kemarin saja belum sembuh, jadi apakah benar-benar sudah bijaksana rencana kenaikan berikutnya?

3. Tentang minimnya jumlah pengaduan masyarakat tersebut, apakah pemerintah benar-benar sudah yakin dan mensurvey ke desa-desa kecil? Karena kenyataanya, banyak masyarakat yang tidak tahu tentang peraturan yang dijalankan. Yang mereka rasakan hanyalah token listrik cepat habis dan bayaran bulanan menjadi mahal. Nilai 0.1% dari 18,7 juta tersebut apakah benar-benar sudah valid? Mengingat masyarakat yang merasa keberatan ada yang baru tahu dan ada yang tidak berani melakukan pengaduan.

4. Untuk kriteria TNP2K tersebut apakah benar-benar dijalankan hingga ke daerah pedesaan secepat melakukan pencabutan subsidi dan menaikkan TDL listrik? Mengingat dari beberapa bulan lalu masyarakat sudah merasakan dampak dari permen ESDM 28/2016.

5. Jika menunggu masyarakat miskin melakukan pengaduan, maka hal itu akan menjadi sesuatu yang mustahil. Sebab pada dasarnya, masyarakat miskin akan memilih untuk diam dan meratapi gejolak ekonominya daripada melakukan pengaduan. Pilihan tersebut dikarenakan masyarakat yang benar-benar tidak mampu dan sebagian besar tidak memiliki keberanian untuk melakukan protes ataupun pengaduan.

Rakyat adalah aset negara yang paling berharga dari apapun. Sebab jika tanpa adanya rakyat, maka wilayah tersebut tidak bisa dikatakan negara. Bisa dibayangkan pemimpin dan pejabat tanpa rakyat?

Pentingnya peran rakyat bagi negara terbukti ketika ada pemilihan pemimpin. Dari setiap calon akan bersedia blusukan ke tempat-tempat kumuh dengan bercucuran keringat karena meminta dukungan dari rakyat. Dan para calon tidak merasa canggung ketika mengucapkan “Mohon do’a restunya…” Namun kenapa penetapan peraturan tidak meminta rakyat memberi restu/tidak…

Negara akan sejahtera jika rakyatnya sejahtera…
Negara akan hancur jika rakyatnya menderita…
Karena Negara dan rakyat adalah satu kesatuan…

Seorang pemimpin dan pejabat terwujud karena niat dan peluang berpolitik…
Pro rakyat sama seperti sejalan dengan jalan Tuhan…
Karena yang dimiliki rakyat ketidak-mampuan untuk bicara…
Yang dimiliki rakyat hanyalah do’a…
Yang dimiliki rakyat hanyalah ketulusan…
Ketulusan untuk memilih calon pemimpinnya tanpa imbalan apapun ketika nanti tiba waktunya untuk pemilihan pemimpin.

By: Kang Junoji

Semoga pemimpin dan penguasa peraturan bersedia untuk mempertimbangkan kembali. Tidak hanya tentang peraturan keputusan kenaikan TDL ini saja, namun juga berlaku untuk setiap kebijakan agar benar-benar mensehjaterakan rakyat. Termasuk mempertimbangkan beberapa poin berikut…

  • Perluasan lapangan kerja
  • Revisi tentang gaji karyawan kecil/rendah
  • Program bantuan untuk rakyat miskin dan jompo…
  • Bantuan untuk sekolah bagi yang kurang mampu
  • Perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan bagi yang kurang mampu

Sebagai pertimbangan tentang pengaduan yang masuk hanya 0,1% dari 18,7 juta pelanggan yang subsidinya dicabut, berikut ini saya sertakan screenshot reaksi dan komentar dari beberapa website yang membahas tentang kenaikan TDL saat ini…

Klik gambar untuk memperjelas…

reaksi dari liputan6-com
reaksi dari liputan6-com
komentar cnn-indonesia
komentar cnn-indonesia
komentar dari listrik-org-1
komentar dari listrik-org-1
komentar dari listrik-org-2
komentar dari listrik-org-2
komentar metronews-com
komentar metronews.com
komentar republika-co-id
komentar republika-co-id
komentar suratkabar-id
komentar suratkabar-id

Salam sukses dan semoga pemerintah memberikan kebijakan yang  benar-benar tulus untuk kesehjateraan rakyatnya…

1 thought on “Gara-gara TDL naik, rasanya seperti kesetrum setiap sa’at

  1. Hmmmm………. bapak presiden memang luar biasa. Dulu dengan token 50rb bisa dipakai 6 hari. sekarang baru 2 hari udah tiiit…tiiit…tiiittttttttttttttttt……..

Leave a Reply to SenoCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.